RANGKUMAN 5 JURNAL TENTANG ETIKA PROFESI

 NAMA : LUMONGGA NICOLA LUMBAN TOBING

NIM      : 201401100

KOM    : C


 1. PENGARUH ETIKA PROFESIONAL TERHADAP PEMBENTUKAN  KARAKTER MAHASISWA 

Penulis            : Sultoni, Imam Gunawan, dan Dika Novita Sari

Rangkuman :

Etika merupakan suatu kumpulan asas, nilai, atau moral menjadi pedoman seseorang dalam berperilaku.  Etika juga berkenaan dengan hal baik dan hal buruk dalam berperilaku yang di dalamnya terdapat hak  dan kewajiban moral seseorang dalam hidup bermasyarakat. Etika adalah sistem nilai yang digunakan  memutuskan apa yang benar dan dalam suatu situasi tertentu memutuskan apa yang konsisten dengan  sistem nilai yang ada dalam individu dan organisasi (Gunawan, 2015; Pertiwi, dkk., 2017). Etika  merupakan bagian integral dari semua aktivitas kehidupan manusia dalam banyak hal (Chan, 2018;  Miles dan Craddock, 2018). Etika secara universal juga berlaku pada konsep etika profesional. Etika  profesional merupakan ukuran tingkah laku yang bersumber dari etika-etika umum dan menjadi pedoman  berperilaku dalam bidang profesional tertentu. Etika profesional merupakan wujud integritas seseorang terhadap organisasi. Greenstone (2018)  menyatakan bahwa etika profesional seseorang ditunjukkan dengan: (1) kesadaran seseorang akan aturan  yang berlaku dari nilai-nilai yang disepakati; (2) kesediaan seseorang untuk melakukan dialog dengan  berbagai entitas yang ada dalam organisasi; dan (3) etika menjadi bahan pertimbangan dalam berinteraksi  antara pimpinan dan sesama anggota organisasi. Etika profesional harus dipegang oleh setiap orang  dalam bekerja, sebab etika profesional merupakan pertimbangan etis dan pedoman profesional yang  280 JAMP : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, Volume 1, Nomor 3 September 2018: 279-283 relevan pada setiap profesi (Rodríguez dan Juričić, 2018). Sehingga dapat dipahami bahwa setiap profesi  tentu memiliki etika profesi yang berbeda dengan profesi yang lainnya. Namun demikian, ada beberapa  etika profesional yang berlaku secara universal, seperti: tanggung jawab; integritas; objektivitas; dan  menjaga kerahasiaan. Jika menelisik dari paparan tersebut, maka peran menanamkan etika kepada seseorang sangat  penting, agar ia mampu bekerja sama dengan orang lain secara tim dan diterima oleh komunitasnya.  Apalagi kepada mahasiswa sebagai generasi muda juga sangat penting ditanamkan dalam dirinya  tentang etika dan karakter. Pembentukan karakter pada diri mahasiswa menjadi hal yang krusial,  mengingat setelah menempuh jenjang pendidikan di perguruan tinggi, ia akan memasuki dunia kerja.  Karakter merupakan wujud dari perilaku yang dilakukan secara konsisten dan tidak berdiri sendiri,  artinya karakter terintegrasi dengan sikap dan nilai yang diyakini oleh seseorang (Fahmy, dkk., 2015).  Pembentukan karakter harus dilakukan selaras dengan pandangan hidup bangsa dan sikap hidup  masyarakat yang merupakan hasil refleksi dari keragaman masyarakat (Ferdiawan, dkk., 2013). Seorang  mahasiswa memiliki tanggung jawab moral mengembangkan nilai-nilai moral bangsa yang terwujud  dalam perilakunya dengan berpedoman pada etika dan karakter bangsa.



2. ETIKA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Penulis : Ruslan 


Rangkuman : 


Guru diyakini menempati posisi kunci dalam pendidikan. Guru atau pendidik juga merupakan sosok yang akan memberi pengaruh kepada murid atau anak didiknya. Karena itu, seorang guru atau pendidik haruslah orang yang dapat digugu dan ditiru sebagai panutan baik dari segi pribadi, ilmu dan tingkah lakunya. Adapun guru yang ideal seharusnya memiliki sejumlah kualifikasi tertentu, baik menyangkut jasmani, etika atau akhlak maupun keilmuannya.

    Tugas guru atau pendidik tidak hanya mengajarkan ilmunya kepada anak didiknya saja, tetapi dia juga bertanggung jawab memberi petunjuk kepada anak didik dalam meniti kehidupan, membekalinya dengan budi pekerti, etika, akhlak, dan lain-lain yang berguna bagi kehidupannya kepada manusia. Karena Etika berasal dari bahasa Yunani “ethichos” berarti adat kebiasaan, disebut juga dengan moral, dari kata tunggal mos, dan bentuk jamaknya mores yang berarti kebiasaan, susila. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia etika berarti “ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)”. Dalam perkembangan selanjutnya kata etika lebih banyak berkaitan dengan ilmu filsafat. Oleh karena itu, standar baik dan buruknya adalah akal manusia.

    Guru dan murid merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dalam kajian ilmu pendidikan. Di mana dalam prakteknya aspek etika atau perilaku guru khususnya dalam proses pendidikan baik di sekolah, madrasah atau diluar sekolah (masyarakat) selalu menjadi sorotan. Beberapa aspek etika atau perilaku guru yang harus dipahami antara lain berkenaan dengan peran dan tanggung jawab, kebutuhan anak didik, dan motivasi serta kepribadian guru (termasuk ciri-ciri guru yang baik).






3. ETIKA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN 

Penulis :  M. Ramli

Rangkuman 

    Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat. TIK dalam konteks yang lebih luas, merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), menyimpan, memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkansuatu bentuk informasi. Komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks, dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta, dan proses.

    Untuk menerapkan etika TIK, diperlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :

1. Tujuan teknologi informasi memberikan bantuan kepada manusia untuk menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat manusia lebih berkarya jika tanpa menggunakan teknologi informasi dalam aktivitasnya.

2. Prinsip High-tech-high-touch: jangan memiliki ketergantungan kepada teknologi tercanggih tetapi lebih penting adalah meningkatkan kemampuan aspek “high touch” yaitu“manusia”.

3. Sesuaikan teknologi informasi kepada manusia : seharusnya teknologi informasi dapat mendukung segala aktivitas manusiabuka sebaliknya manusia yang  harus menyuesuaikan kepada teknologi informasi.



4. ETIKA PROFESI BIDANG TATA BUSANA

Penulis : Sri Purwani

Ringkasan :

Etika sebagai ilmu normatif, didalamnya berisi aturan dan nilai kehidupan, budi pekerti  ataupun oral. Tujuan dari materi etika profesi dalam pelatihan ini agar warga belajar memiliki  pengetahuan dan ketrampilan, keluaskan wawasan tentang etika profesi yang sangat penting  untuk diterapkan dalam kehidupan sesuai dengan profesinya sebagai sumber daya manusia  pembangunan. Memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan bersikap sesuai etika profesi  yang pada akhirnya dapat memperbaiki etos kerja sesuai dengan bidang keahlianya.

 Dapat  mengidentifikasi tentang norma-norma yang berlaku dalam masyarakat umun maupun  masyarakat dalam profesi. Untuk menyampaikan materi menggunakan metode ceramah,  diskusi. Kepada warga yang belajar dibagikan materi / hand out berupa power point dan dijelaskan secara perperinci, diberikan conto-contoh yang sesuai. Untuk melengkapi metode  ceramah digunakan juga tanya jawab secara lisan, memberi kesempatan warga belajar  menyampaikan pendapat-pendapatnya tentang etika profesi. Hasil yang dicapai warga belajar  dapat mengidentfikasi, mengklasifikasi dan mengaplikasikan etika profesi bermasyarakat  sesuai profesinya. Etika sebagai ilmu dapat dibagi menjadi bagian besar yaitu etika umum dan khusus.

  Etika umun dibedakan lagi menjadi etika individualdan sosial yang terdiri dari etikasesama,  etika keluarga, etika profesi, etika politik, etika masyarakat, etika idiologi dan sebagainya.  Etika diskriptif, berusaha mengekplorasi, menganalisis dengan mendasar, rasional sikap  perilaku dalam pencrian nilai hidup manusia. Hal ini dapat memberi bukti sebagai acuan  pengambilan keputusan untuk bersikap. Etika normatif mengajarkan sikap-sikap, pola perilaku  ideal yang seharusnya menjadi perangkat hidup manusia. Dari sini penilaian dan aturan/norma  untuk dasar tindakan yang akan dilakukan. Etika idividual berkaitan dengan sikap yang  seharusan dilakukan terhadap diri pribadi misalnya adanya rasa syukur terhadap situasi ataupun hasil kerja yang telah diperoleh. Etika sosial merupakan sikap perilaku manusia sesuai  aturan/norma yang wajibdalam masyarakat. Etika profesi berfungsi sebagai acuan atau pedoman untuk seluruh anggota profesi tertentu  berkaitan dengan prinsip profesionalitas yang sudah disepakati. Menjadialat untuk mengotrol oleh  masyarakat terhadap suatu profesi. Untuk melindungi anggota dalam suatu profesi dari intervensi  pihak luar. Tujuan utama etika profesi dapat digambarkan sebagai berikut; 

a) menghargai hak atau martabat  profesi. b) meningkatkan kemampuan memanaje, melindungi kondisi baik sejahteranya anggota  profesi. c) meningkatkan peran d) mengoptimalkan mutu e) mengoptimalkan pelayanan pelayan  prima f) membuat suatu standar yang baku g) mengoptimalkan kualitas kelompok/ organisasi  profesi dan membangn jaringan yang lebih baik.

 Apabila etika profesi sudah menjadi komitmen maka yang diperlukandan yang dihasilkan adalah  etos kerja. Etik dan etos ada persamaanya dan ada perbedaanyayang satusama lain tidak dapat  dipisahkan.



5. MANFAAT ETIKA PROFESI KONSULTAN IT TERHADAP KEPERCAYAAN PERUSAHAAN


Penulis : Candra Kurniawan

Ringkasan :

Setiap perusahaan yang memiliki komputer membutuhkan layanan IT. Teknologi informasi adalah bidang yang luas yang memerlukan personil yang sangat khusus dan terlatih. Oleh sebab itu, sebagian perusahaan tidak akan percaya komputer mereka yang memiliki data penting mereka disebarkan informasinya untuk siapapun.

    Banyak perusahaan cenderung untuk mempergunakan jasa konsultan IT untuk bekerja dengan profesional dan menangani permasalahan IT yang mereka hadapi. Namun, pemilihannya dilakukan tanpa memeriksa terlebih dahulu konsultan IT tersebut sudah terdaftar atau tidak. Konsultan yang terdaftar membuktikan bahwa konsultan IT tersebut mengikuti etika yang ada dan merupakan pihak yang dapat dipercaya. Tugas dan tanggung jawab yang nanti diserahkan perusahaan kepada konsultan IT tersebut juga harus jelas dan memiliki ikatan kontrak yang baik. Hal ini bisa dikatakan seorang konsultan IT bekerja untuk sebuah perusahaan dengan memiliki batas waktu atau periode bekerja dan terikat suatu kontrak kerja, apabila batas waktu telah dipenuhi maka hak dan kewajiban dari seorang konsultan tersebut terhadap perusahaan yang dipegang pun berakhir.

    Oleh karena itu, peranan konsultan IT terhadap kepercayaan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, saling mempengaruhi satu sama lain. Masing-masing pihak diharapkan dapat menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jika terdapat penyalahgunaan tanggung jawab dari masing masing pihak maka akan menimbulkan kerugian bagi kedua pihak.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengenalan Web

RESUME KULIAH UMUM

PEMBAJAKAN SOFTWARE